Animasi kualitas 3D memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan animasi 2D. Jika dibandingkan dengan animasi berkualitas 2D, animasi 3D nampak lebih nyata dalam pergerakannya. Dengan kelebihannya tersebut, banyak animator yang memutuskan untuk menciptakan karya dengan tampilan 3D. Meskipun memiliki kelebihan, animasi 3D tidak dapat dibuat dengan mudah. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh seorang animator ketika akan menciptakan animasi berkualitas 3D. Dalam pembuatan animasi, ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh pembuat. Tahapan tersebut terdiri dari:
1. Modeling
2. Animation
3. Rendering
Modeling merupakan tahap pertama yang dilakukan oleh pembuat animasi 3D. Di tahap ini, solid dan shell menjadi proses yang harus dilakukan oleh seorang animator. Solid adalah model animasi yang memiliki objek yang rencananya akan ditampilkan. Model yang dibuat memiliki tampilan yang mirip dengan aslinya. Model juga dapat dimanfaatkan pada simulasi medis. Shell menggambarkan permukaan pada suatu objek. Jika kita membandingkannya dengan solid, shell lebih mudah untuk dibuat. Model shell banyak ditemukan pada game dan film. Animation menjadi tahapan kedua yang dilalui oleh animator ketika menciptakan animasi 3D. Untuk tahap ini, animator dapat memanfaatkan beberapa teknik khusus. Berikut ini merupakan teknik-teknik yang digunakan pada tahapan animation:
a. Traditional animation
Teknik pembuatan animasi 3D ini banyak dimanfaatkan oleh animator pada abad 20. Gambar dan foto menjadi frame-frame yang digunakan pada teknik traditional animation. Gambar dibuat pada lembaran kertas.
b. Full animation
Teknik ini mengutamakan kualitas yang tinggi. Setiap gambar dibuat secara mendetail dan dibarengi dengan pergerakan tertentu. Pembuatan animasi secara penuh dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai cara. Animasi yang nampak realistis menjadi salah satu hasil dari teknik full animation.
Baca juga : Dampak Negatif Dan Positif Adanya Teknologi Visual 3D
c. Limited animation
Pembuatan animasi 3D dengan menggunakan teknik limited animation dinilai kurang terperinci. Meskipun demikian, gambar nampak baik dan telah dilengkapi dengan metode perpindahan. Teknik pembuatan animasi 3D ini telah dimanfaatkan oleh internet dan TV.
d. Rotoscoping
Pada teknik ini, pergerakan animasi dibuat secara live action. Pergerakan di atur pada semua frame yang telah dibuat.
e. Live action
Melalui teknik ini, semua karakter animasi yang telah dibuat akan digabungkan sehingga dapat menciptakan suatu karya yang kita kenal dengan film animasi.
Rendering menjadi tahapan ketiga pada pembuatan animasi 3D. Tahapan tersebut juga menjadi tahapan paling akhir ketika membuat animasi berkualitas 3D. Untuk beralih ke tahapan paling akhir ini, animator akan memasukkan semua data pada proses animation dan modeling. Data kemudian akan diterjemahkan dan berubah menjadi bentuk output.
Setelah tiga tahapan pembuatan animasi 3D selesai dilakukan, animator dapat menciptakan animasi berdasarkan dengan jenis animasi 3D yang diinginkan. Animasi boneka adalah salah satu jenis animasi tampilan 3D yang menggunakan boneka sebagai objeknya. Boneka yang digunakan memiliki tekstur yang lentur sehingga pergerakan dapat dilakukan dengan mudah selama proses pemotretan. Untuk mendapatkan karakter yang tak sederhana dan kaku, boneka dapat dibuat dari bahan kayu, kain, kertas, tanah lempung dan lilin. Animasi model menjadi jenis animasi 3D lainnya yang dapat diciptakan. Dalam pembuatannya, animasi tidak menggunakan boneka sebagai objek tetapi lebih fokus akan bentuk yang abstrak. Contoh bentuk tersebut adalah kubus, bola, kerucut, silinder, prisma dan balok. Jenis animasi 3D lainnya adalah animasi pixilasi yang menggunakan manusia sebagai objeknya.
Baca juga : Info Menarik Seputar Handphone yang Wajib Anda Diketahui